Senin, 22 Juni 2009

karena cantikku


Kerja luar kota emang lika liku tersendiri. Salah satunya perjuangan untuk menepis sejenak rasa rindu pada cantikku si bungsu. Bayangkan, cewek mungil, masih 2 tahun, lagi seneng2nya lari sana sini, belum lancar ngeja kata kata kecuali : ibu (karena cantikku paling deket dengan ibunya), mas (karena dia punya kakak cowok naik kelas 3 SD yang walaupun sering usil tapi sangat sayang pada adiknya), bapak (dengan pengucapan yang mantab, walaupun ketemunya cuma mulai hari sabtu sore menjelang malem sampai minggu malem, karena saat bapak berangkat lagi di senin pagi, cantikku belum bangun). Baru bisa nyanyi cicak, baris pertama : Cicak cicak di dinding.
Cantikku... cantikku, seandainya bisa memilih dan cukup keberanian tentu bapak pinginnya cari nafkah di deket deket aja agar nggak sering ninggal kamu.

2 komentar:

Bahari Turi mengatakan...

Pak Riyanto Alhamdulillah putrinya udah pinter banget, anak saya ada yang 2 tahun juga (bandingkan boleh?). Selain ucapan-ucapan spt itu (dengan bahasa lain) dia juga punya kosa kata lain, "salak" "dingin banget", satu lagi yang belum bisa disangi anak pak Slamet : anak saya udah bisa netangis adine... Pinter juga to?

slamriyo mengatakan...

Wah abi nya juragan salak, hafalan kosa kata anandanya ya nggak jauh jauh dari tanaman yang di belakang rumah itu ya. Netangisnya pasti pas punya minat yang sama pada sesuatu yang sama tho pada saat yang sama ya...? Kalau udah gitu abine nggak marah tho ? Malah bersyukur dong lucu - lucu anandanya pas rebutan, walaupun pasti jadi ada yang nangis. Anyway thanks for the comment.